4 Aplikasi Ini Bakal Ngetren di 2016

 

App Annie yang dikenal sebagai perusahaan analis yang mengkhususkan diri pada tren aplikasi mobile secara global, memaparkan prediksi tentang aplikasi yang akan menjadi tren di Asia pada tahun 2016.

Senior Vice President untuk penelitian di App Annie, Danielle Levitas mengungkap bahwa prediksi ini sempat dirilis perusahaan di Infinity Ventures Summit di Kyoto, Jepang.

Lebih jelasnya, berikut ini prediksi aplikasi yang bakal tren di 2016 dari App Annie, seperti yang dikutip dari laman Tech In Asia, Rabu (23/12/2015).

1. Aplikasi pesan singkat

Sejumlah aplikasi pesan instan yang beredar di Asia tak hanya menawarkan stiker lucu. Mereka juga berevolusi menyuguhkan fitur menarik agar pengguna betah berlama-lama menggunakan aplikasi.

Line dan WeChat saat ini menawarkan markertplace, fitur pemesanan taksi, game, dan masih banyak lagi.

"Mereka hadir sebagai messenger dan berubah menjadi platform. Ada perbedaan dramatis antara aplikasi messaging di Asia dan Barat, tetapi Facebook ingin Messenger menjadi platform juga," ujar Levitas.

App Annie memprediksi penggunaan aplikasi pesan singkat akan meningkat secara bertahap di pasar Barat, tapi akan terus menjamur di Asia.

"Aplikasi messenger di Asia, penggunaannya dua kali lebih banyak, dan itu berarti lebih banyak kesempatan untuk monetasi," lanjutnya.

2. Aplikasi dengan sistem berlangganan

Bicara soal monetisasi, App Annie berharap akan melihat lebih banyak keuntungan datang dari subscriptions (sistem berlangganan), disusul tampilan yang kuat dari aplikasi musik streaming, layanan video on-demand, dan aplikasi kencan.

"Metode in-app purchases pada aplikasi secara tradisional memang mampu mengantongi pendapatan fantastis, namun pada 2016 nanti pendapatan akan mengalir pada subscriptions melalui aplikasi dalam bentuk layanan premium dan konten," kata Levitas.

"Kencan aplikasi telah meraih peningkatan yang signifikan dari sistem berlangganan selama tahun 2014," pungkasnya.

3. Aplikasi dengan fitur VR dan AR

Budaya game di Asia kemungkinan akan mengadopsi virtual reality (VR) dan augmented reality (AR).

"Core gamer, terutama di Asia, terbukti memiliki kecenderungan untuk membeli hal-hal yang belum banyak dipakai secara umum, seperti langganan broadband, TV dan monitor definisi tinggi, dan peripheral tercanggih," kata Levitas.

Ia menyebut, Jepang akan selalu menjadi negara yang lebih cepat mengadopsi teknologi baru dari negara lainnya di dunia. "Pasar Asia, terutama di Jepang mendambakan teknologi virtual reality," pungkas Levitas.

Levitas mengatakan, adopsi massal dari teknologi tersebut masih beberapa tahun lagi, tapi `hype` untuk VR dan AR akan terus meningkat pada 2016.

4. Aplikasi berkonsep O2O

Laporan terbaru App Annie mengatakan bahwa dua tahun terakhir, industri e-Commerce online-to-offline (O2O) sangat menggeliat. Pertumbuhan melahirkan persaingan, dan di dunia e-Commerce, kompetisi sering mendorong turunnya harga.

Hal Itu bagus bagi konsumen, tetapi menciptakan lonjakan biaya untuk perusahaan e-Commerce. Tren ini mulai terlihat saat akuisisi besar yang terjadi di ranah aplikasi transportasi (merger Didi-Kuaidi ), e-Commerce (akuisisi Snapdeal terhadap FreeCharge), pengiriman makanan (akuisisi Foodpanda terhadap Just Eat India), dan bahkan layanan lokal (merger Meituan-Dianping ).

"Konsolidasi industri akan mendorong pembiayaan untuk pelanggan, ekonomi berkelanjutan, penggunaan aplikasi berkualitas tinggi, dan ekosistem yang sehat," demikian menurut laporan terbaru dari App Annie.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment