Sepanjang sejarah umat manusia, ternyata ada banyak pemimpin kejam
yang menggunakan teror untuk dapat mengendalikan wilayah dan rakyatnya.
Mereka memerintah dengan tangan besi dan tak henti-hentinya haus akan
kekuasaan dan pengakuan.
Berikut tujuh pemimpin terkejam di dunia, seperti dilansir Business Insider, Senin (4/1/2016):Timur alias Tamerlane (1370 – 1405)
Tamerlane merupakan seorang pemimpin yang kejam. Kabarnya, setiap kali dia menaklukkan sebuah kota, maka setelah itu akan ada menara-menara yang disusun dari ribuan kepala pasukan musuh yang dibantainya.
Bangunan-bangunan dibumihanguskan. Tidak akan ada yang tersisa selain puing-puing dan mayat-mayat tanpa kepala. Kota Urgach menjadi saksi kebrutalan pasukan Temur, kota itu diratakan dengan tanah sampai tidak ada lagi bangunan yang berdiri.
Sosoknya dikenalkan kepada publik Barat sebagai Tamburlaine, sosok pembantai, brutal, dan bengis.
Vlad III, Pangeran Wallachia (1448 - 1476)
Konon bibit kejam ia dapatkan dari Wallachia. Kekejaman di kota itu adalah pemandangan sehari-hari. Vlad kecil suka membunuh binatang kecil tak berdaya demi dapat melampiaskan kekejamannya.
Setelah berkuasa, hal pertama yang Vlad lakukan sebagai penguasa adalah melakukan reformasi dengan cara menyula (impale).
Sula adalah metode pembunuhan dengan dengan cara menusukkan tiang pancang sebesar lengan orang dewasa ke bagian dubur korbannya dan mendirikan pancang tersebut. Orang-orang pertama yang menjadi korbannya adalah para bangsawan di Wallachia.
Queen Mary I alias Bloody Marry (1516-1558)
Meski hanya memerintah dalam waktu yang singkat, Queen Mary nyatanya meninggalkan jejak dalam sejarah. Mary adalah seorang penganut Katholik Roma yang taat dan alim, tetapi usaha-usahanya untuk mempertahankan paham Khatolik mirip-mirip cara Kristen.
Mary menjatuhkan hukuman yang kejam terhadap penganut Protestan, dan kemudian membakar lebih dari 300 orang penganut Protestan tersebut dalam periode empat tahun, yang membuat dia kemudian dijuluki “Bloody Mary.” Mary meninggal dunia pada usia 42 di Istana St. James, pada tanggal 17 November, 1558.
Adolf Hitler (1933-1945)
Di tahun 1933, Hitler menjadi Kanselir Jerman. Saat berkuasa, dia menggabungkan jabatan kanselir dan presiden menjadi Fuhrer. Dia pun menjadikan Nazi sebagai partai tunggal di Jerman.
Hitler tak segan membunuh semua penentangnya di Partai Nazi pada Juni 1934. Peristiwa itu dikenal sebagai Nacht der langen Messer alias Malam Pisau Panjang. Komunisme dan Yahudi dituding Hitler sebagai pihak di balik memburuknya situasi ekonomi. Atas dendam pada orang orang komunis dan Yahudi, Hitler menyerang dan membunuh mereka.
Secara terbuka dia mengumumkan untuk membunuh orang Yahudi yang ada di dunia. Dia bahkan membangun kamp-kamp besar yang dilengkapi kamar gas untuk orang Yahudi. Hanya beberapa tahun, sekitar 6.000.000 Yahudi tewas di kamp tersebut.
Elizabeth Bathory alias The Blood Countess (1590-1610)
Akibat pengaruh satanisme yang dianutnya, ia pun berubah menjadi pembunuh sadis. Elizabeth mulai menyenangi kepuasan seksual lewat penyiksaan yang dilakukannya terhadap pelayan-pelayan lainnya yang masih muda.
Dibantu oleh beberapa pelayan terdekatnya, Elizabeth mengubah Istana Čachtice miliknya menjadi pusat teror dan penyiksaan seksual. Para gadis muda yang jadi pelayannya disiksa dengan berbagai bentuk penyiksaan seperti diikat, ditelanjangi lalu dicambuk dan juga menggunakan berbagai alat untuk menyakiti bagian-bagian tubuh tertentu.
Selama 25 tahun melakukan aksi, konon korban tindakan brutalnya mencapai lebih dari 250 orang.
Benito Mussolini (1922-1943)
Sempat menjadi editor di beberapa koran, Mussolini kemudian menjadikan fasisme sebagai suatu gerakan politik pada Maret 1919. Dia membentuk Kelompok untuk Bertempur yang dikenal sebagai baju hitam, yang merupakan kumpulan penjahat, kriminal, dan preman yang bertindak sebagai tukang pukul para cukong.
Mussolini meyakini bahwa manusia yang tidak berkualitas harus dimusnahkan. Hal tersebut yang menyebabkan keputusannya dibalik invasi Ethiopia. Ia percaya bahwa ras unggul seperti Italia sudah seharusnya memerintah karena merupakan akibat alami dari evolusi. Sebanyak 30.000 Orang Ethiopia tewas dalam invasi tersebut.
Pol Plot (1975-1979)
Pada April 1975, aksi Khmer Merah atau Khmer Rouge yang dipimpin Pol Pot berhasil menggulingkan kekuasaan Pangeran Shihanouk dan Jendral Lon Nol. Khmer saat itu memiliki basis para petani.
Dalam kekuasannya, rakyat dari perkotaan dievakuasi ke pedesaan. Kemudian rakyat harus hidup bersama di ladang-ladang yang ada. Pol Pot tak segan membunuh siapapun yang berseberangan dengan ide dan langkah politiknya.
Para intelektual dan biksu disiksa dan dibunuh karena dianggap tak sejalan dengan doktrinnya. Cara mengeksekusi 'lawan'-nya pun dikenal begitu kejam. Pacul dan kantong plastik untuk membekap kepala 'lawan' menjadi alat eksekusi Pol Pot. Para korban kemudian dikubur secara massal di wilayah Choen Ek. Tempat itu pun diberi nama 'Killing Field'.
ConversionConversion EmoticonEmoticon